Penari Cilik Pacu Jalur: Dari Tradisi Lokal ke Panggung Dunia
Tradisi yang Bangkit Kembali
Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau, telah menjadi sorotan dunia berkat kehadiran penari cilik yang menari di ujung sampan saat lomba berlangsung. Meski sempat dihilangkan dari rangkaian acara, sejak tahun 2023 kehadiran mereka kembali diwajibkan dan menjadi elemen penting dalam tradisi ini. Anak-anak ini bukan sekadar penari, mereka adalah bagian dari tim yang memberi semangat dan ritme kepada para pendayung di belakangnya.
Viral dan Mendunia
Aksi penari cilik yang penuh semangat dan mengenakan busana Melayu lengkap dengan tanjak telah menarik perhatian global. Klub sepak bola dunia seperti Paris Saint-Germain (PSG) dan AC Milan bahkan ikut memparodikan gerakan mereka di media sosial. Fenomena ini dikenal sebagai “Aura Farming,” sebuah tren yang menggambarkan karisma dan energi luar biasa dari sang penari.
Makna Budaya dan Peran Penting
Pacu Jalur bukan hanya lomba dayung, tetapi juga cerminan budaya dan sejarah masyarakat Kuantan Singingi yang telah ada sejak abad ke-17. Penari cilik memiliki peran strategis: menjaga keseimbangan perahu, memberi semangat, dan menjadi ikon visual tim. Tradisi ini kini tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga simbol kekayaan budaya Indonesia yang mampu memikat dunia.